Internet Pertama Indonesia
October 23rd, 2010, Written by: | Categories: Internet

Sejarah Internet Indonesia bermula pada awal tahun 1990-an, saat itu jaringan Internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, di mana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan Internet.

Ping Pertama Ke Indonesia

Ping Pertama Ke Indonesia

Rahmat M. Samik-Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu Surya, Firman Siregar, Adi Indrayanto, Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, Internet merupakan media komunikasi yang mulai populer di akhir tahun 1990. Perkembangan jaringan Internet di Indonesia dimulai pada pertengahan era 1990, namun sejarah perkembangannya dapat diikuti sejak era 1980-an. Pada awal perkembangannya, kehadiran jaringan Internet diprakarsai oleh kelompok akademis/mahasiswa dan ilmuwan yang memiliki hobi dalam kegiatan-kegiatan seputar teknologi komputer dan radio. Para akademis dan ilmuwan tersebut memulai berbagai percobaan di universitas dan lembaga pemerintah dengan melakukan penelitian yang berhubungan dengan teknologi telekomunikasi, khususnya komputer beserta jaringannya. Karenanya, Internet hadir sebagai bagian dari proses pendidikan di universitas dan berfungsi memudahkan pertukaran data dan informasi, yang hadir tidak hanya dalam lingkungan kampus/lembaganya saja, melainkan antar kampus dan antar negara.

Di sini diawali perkembangan kegiatan amatir radio dengan berdirinya Amatir Radio Club (ARC) ITB pada tahun 1986. Menggunakan pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 dan komputer Apple II, belasan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengkaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) dengan server BBS amatir radio lainnya di seluruh dunia.

Sekilas mengenai sistem ini, BBS merupakan sebuah sistem komputer yang memungkinkan orang untuk terkoneksi dengan menggunakan program terminal. Biasanya digunakan untuk upload/download software, membaca berita atau buletin, chatting dengan user lain(melalui email ataupun sistem forum), dan bahkan terkadang sebagai online games. BBS umumnya menggunakan kabel telepon untuk saling terhubung. BBS belakangan mulai meredup seiring Internet masuk, dan sekarang walaupun masih ada hanya dijadikan mainan bagi para hobyist.

Robby Soebiakto meyakini bahwa masa depan teknologi jaringan komputer akan berbasis pada protokol TCP/IP. Karenanya, ia membuat teknologi radio paket TCP/IP yang diadopsi oleh para rekannya di BPPT, LAPAN, UI, & ITB dan yang menjadi cikal bakal berdirinya jaringan Internet yang bernama PaguyubanNet.

Suryono Adisoemarta di akhir 1992 kembali ke Indonesia, kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh anggota Amatir Radio Club untuk mencoba mengembangkan gateway radio paket di ITB. Berawal semangat & bermodalkan PC 286 bekas barangkali ITB merupakan lembaga yang paling miskin yang nekad untuk berkiprah di jaringan PaguyubanNet. Rekan lainnya seperti UI, BPPT, LAPAN, PUSDATA DEPRIN merupakan lembaga yang lebih dahulu terkait ke jaringan di tahun 1990-an mereka mempunyai fasilitas yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB modem radio paket berupa Terminal Node Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan dari LAPAN.

Pada tahun 1988, pengguna awal Internet di Indonesia memanfaatkan CIX, salah satu ISP pertama di Inggris, untuk mengakses Internet. CIX pada awalnya hanya menawarkan jasa e-mail Internet dan newsgroup komersial. Setelah beberapa saat mulai merambah ke HTTP dan FTP. Saat itu, pengguna Internet memakai modem 1200 bps dan saluran telepon internasional yang sangat mahal untuk mengakses Internet. Di tahun 1989, Compuserve, pemain besar jasa online dari Amerika, hadir dan menawarkan jasa yang sama. Beberapa pengguna Compuserve memakai modem yang dihubungkan dengan Gateway Infonet yang terletak di Jakarta. Saat itu, biaya akses Internet dengan Compuserve terbilang mahal, walaupun jauh lebih murah dari CIX.

Di sekitar tahun 1994 mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin secara part-time oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia yang pada awalnya memanfaatkan lisensi dari PT. Lintas Arta. Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis Internet & lagipula masih sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat barangkali. Lokasi IndoNet masih di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI, yang mungkin dikarenakan kebetulan ayah Sanjaya adalah dosen UI. Akses awal di IndoNet mula-mula memakai mode teks dengan shell account, browser lynx (browser berbasis teks, tidak ada gambar) dan email client pine pada server AIX.

Ping pertama dari luar negeri ke Indonesia terjadi pada tanggal 7 Juni 1994. Randy Bush dari Portland, Oregon, Amerika Serikat melakukan ping ke IPTEKNET yang kemudian di laporkan ke rekan-rekan di Natonal Science Foundation (NSF) Amerika Serikat. Dalam laporan sambungan IP pertama Indonesia dari IPTEKNET diketahui leased line 64Kbps membutuhkan waktu ping sekitar 750ms dari Amerika Serikat.

Itulah secuil perkembangan sejarah Internet di Indonesia. Tanpa adanya Internet tentu saja tidak ada website, tidak ada blog, tidak ada facebook, tidak ada web developer, tidak ada web designer di Indonesia. Oleh karenanya betapa kita beruntungnya (walaupun kecepatannya masih cukup miris di banding negara lain). Perkembangan Internet merupakan salah satu kepingan sejarah dari perkembangan teknologi di Indonesia yang sudah seharusnya kita ketahui.

More about: ,

4 Responses to “Internet Pertama Indonesia”

Leave a Reply to Tweets that mention Internet Pertama Indonesia - Computesta Blog -- Topsy.com

Click here to cancel reply.