Detik.com: Kisah Pionir Situs Berita Indonesia
April 30th, 2012, Written by: | Categories: Internet, Opinion

Jika seseorang bertanya portal berita apakah yang paling terkenal di Indonesia? Maka akan beberapa nama situs berita yang melintas di kepala penulis. Tetapi siapakah yang akan paling pertama kali terlintas di benak? Kemungkinan besar, Detik. Mengapa? Detik bisa dikatakan merupakan pelopor situs berita online di Indonesia. Bayangkan ketika Internet masih merupakan barang mewah di Indonesia, Detik sudah berani melakukan suatu gerakan besar untuk menjadi situs berita di Internet. Penasaran bagaimana sepak terjangnya? Ikutilah kisah Detik pada artikel kali ini.

Nama Detik berasal dari nama majalah DeTik yang dibrangus pada tahun 1994 oleh pemerintah. Pada saat itu majalah DeTik dianggap membangkang pemerintahan karena mengkritik terlalu keras. Pada tahun 1997 muncul ide untuk membangun sebuah Web yang berfungsi menampilkan berita-berita terkini seputar politik dan ekonomi. Jadi akhirnya dibentuklah Detik.com oleh Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman dan Didi Nugrahadi. Dari keempat orang ini, hanya Didi Nugrahadi yang bukan wartawan. Ide mereka adalah menyajikan informasi secepat mungkin untuk masyarakat. Modal awal mereka adalah Rp 40 juta.

Budiono Darsono

Budiono Darsono, salah satu co-founder Detik.com. Impiannya setelah penjualan Detik.com adalah membuka warung kopi.

Hari ini, ketika Anda membaca artikel ini, Anda pasti merasa ide tersebut sangat klise, sangat biasa. Tidak ada spesialnya. Tetapi tunggu dulu. Tahun 1997 sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Internet pada saat itu masih merupakan barang mewah. Komputer saja mungkin sulit dimiliki, apalagi Internet. Jadi, pada saat itu yang akan menjadi pertanyaan adalah siapakah yang bakal menjadi pembaca berita di Internet?

Untuk memberi gambaran betapa sulitnya bertahan di bisnis Internet pada masa itu, penulis akan mengangkat contoh Lipposhop.com. Lipposhop.com (ada yang masih ingat atau bahkan pernah mendengarkannya?), yang berdiri pada tahun 2000 hanya bisa bertahan setahun. Walaupun di-backup oleh Lippo Group, tetap saja, pada tahun 2001, Lipposhop terpaksa harus tutup. Menurut Presdir dan CEO Lipposhop, Teddy Setiawan, jumlah pengguna Internet perorangan di Indonesia masih terlalu rendah. Contoh lain, Astaga.com yang mendapat modal hampir 56 miliar dari pengusaha Amerika. Bahkan situs ini beriklan di televisi, merekrut Desi Anwar sebagai produser dan menyelenggarakan acara peluncuran besar-besaran di hotel mewah. Tetap saja astaga.com tidak mampu bertahan lama.

Pendiri Detik

Para pendiri Detik minus Pak Yayan (gak apa-apa sudah dipasang foto) merayakan ulang tahun Detik ke 10 tahun

Tetapi Detik mungkin mendapat momentum yang tepat. Detik sudah memiliki server pada tanggal 30 Mei 1998, tetapi resmi online pada tanggal 9 Juli 1998 (yang dijadikan hari ulang tahun Detik). Mereka sengaja online pada tanggal 9 Juli supaya hari ulang tahun sama dengan Yayan Sofyan.

Mengapa penulis menyebut Detik mendapat momentum tepat? Pada tahun 1998 merupakan salah satu masa penting bagi Indonesia di penghujung abad 20. Indonesia sedang mengalami transisi dari zaman Orba ke zaman reformasi. Semua orang ingin mengetahui perkembangan terkini mengenai kondisi politik dan ekonomi Indonesia. Oleh karenanya Detik tidak hanya survive, malah menjulang tinggi.

Tetapi jika hanya memanfaatkan momentum, tentu tidak akan membuat Detik.com berhasil. Budiono sang co-founder bertutur dirinya pada masa itu, hanya bermodal tiga: semangat, tape dan handy talkie. Mereka harus memburu berita dan segera posting ke Internet. Liputan pertama mereka adalah peristiwa Semanggi, di mana mahasiswa ditembak ketika berunjuk rasa di Jembatan Semanggi. Pada saat itu waktu untuk tidur berkurang drastis, karena harus selalu berselancar Internet dan update berita. Jadi jika ada informasi akan cek, wawancara, tulis kemudian posting. Tidak mengherankan Detik bahkan menjadi sumber berita wartawan lain, karena selalu menjadi yang tercepat dalam menyajikan berita (walaupun pada masa awal-awal beritanya bisa salah gara-gara tidak crosscheck).

Detik Versi Lama

Detik sering dikritik karena terlalu banyak iklan. Berikut merupakan tampilan Detik yang lama. Banyakan mana? Iklan atau berita?

Selain itu, Detik juga tidak lolos dari sergapan dot com buble yang terjadi pada tahun 2000 sampai 2002. Pada saat itu iklan sedang sepi, karena ketidakpercayaan masyarakat akan dunia Internet lagi, setelah hancurnya saham-saham di luar negeri sana. Akhirnya Detik.com pun terpaksa harus menghentikan 27 dari 80 karyawan mereka. Bahkan pada tahun 2002 para founder tidak menerima gaji, dan gaji karyawan pun telat dibayar. Untungnya seiring waktu, keuangan semakin baik.

Pada awal Juli 1998, Detik sudah memiliki 30.000 pageview dengan 2.500 pengunjung unik per hari. Dan hari ini jumlah pengunjung harian Detik.com diperkirakan bisa mencapai 3 juta per hari. Pada tahun 1999, Detik sudah mencapai posisi balik modal. Pendapatan utama mereka hanya bertumpu pada pemasangan iklan. Pada bulan Februari 2000, akhirnya Detik mendapatkan suntikan modal dari pengusaha Hongkong yang membuatnya semakin berkembang. Dan pada tahun 2011, Para Group (saat ini sudah bernama CT Corp), perusahaan yang membawahi Trans TV mengakuisisi Detik.com. Oleh karena itu, semenjak saat ini, Detik.com sudah berada di bawah perusahaan Trans Corp yang dinaungi CT Corp.

Demikianlah kisah Detik.com yang menjadi salah satu portal berita paling terkenal di Indonesia ini. Menurut kalian apakah Detik.com akan semakin baik setelah bergabung dengan CT Corp?

More about: , ,

2 Responses to “Detik.com: Kisah Pionir Situs Berita Indonesia”

  1. Eileen

    I personally speculate as to why you named this specific posting, “Detik.
    com: Kisah Pionir Situs Berita Indonesia | Computesta”.
    In any event . I personally enjoyed the article!

    Thanks for your time-Emile

    Reply

Leave a Reply to Indonesiantoday.com,Situs Berita,menyajikan liputan berita, online,aktual,terpercaya ,nasional,lokal,bisnis

Click here to cancel reply.