Fakta ini sangat menarik karena penulis sendiripun, yang dulunya pernah kuliah dan mendapat mata pelajaran web programming, diajarkan menggunakan table. Itulah sebabnya, penulis pada awal-awal projek website juga menggunakan tag table sebagai layout. Bahkan tidak pernah terpikir ataupun menyangka orang membuat layout website dengan menggunakan full div. Ketika pertama kali mendengarnya terasa begitu aneh, sekaligus menyeramkan.
Kalau “jalan yang benar” membuat layout web adalah dengan menggunakan div, bagaimana bisa sampai ada orang yang menggunakan table? Ini dikarena adanya pilihan border=”0″. Setting inilah yang membuat table bisa menjadi dasar letak bagi elemen-elemen dalam website. Lagipula pada zaman dahulu, Internet masih hanya digunakan oleh para orang akademis dan militer untuk berbagi informasi. Tampilan tidaklah begitu penting.
Lalu di mana letak kesalahan menggunakan table? Sebetulnya penggunaan table memiliki berbagai kerugian seperti ukuran file yang menjadi besar yang mengakibatkan loading lambat, proses desain ulang tidak mudah, sangat sulit diakses orang dengan menggunakan perangkat mobile, serta menyulitkan bot mesin pencari menelusuri halaman.
Sebetulnya tidak masalah menggunakan table sebagai layout, tetapi jangan kebanyakan! Mungkin meletakkan posisi elemen-elemen dalam form masih dapat diterima, tetapi menggunakan table sebagai dasar untuk semua elemen di web adalah sesuatu yang sangat buruk. Oleh karenanya segeralah kembali ke jalan yang benar, jangan mendesain layout Web dengan menggunakan table.
[...] This post was mentioned on Twitter by Computesta. Computesta said: New blog post: Dosa Desain Web Dengan Table http://bit.ly/8ZXuVz [...]