Selamat Hari IPv6 Sedunia!
June 13th, 2011, Written by: | Categories: News

Dunia baru saja merayakan hari IPv6 Sedunia pada tanggal 8 Juni 2011. Hari itu merupakan sebuah tonggak penting sejarah perkembangan internet. Karena pada hari itu IPv6 secara diuji coba secara serentak oleh berbagai pihak. Seperti yang mungkin sudah diketahui, alamat-alamat IPv4 diperkirakan akan habis pada tanggal 31 Januari 2011. Oleh karena itu dunia, cepat lambat, harus beralih ke IPv6 yang akan mampu menampung lebih banyak alamat lagi. Sekedar perbandingan IPv4 mampu menampung 4.294.967.296 alamat. Sedangkan IPv6 mampu menampung 340 undecilion (340 diikuti 36 nol di belakangnya) yang seharusnya lebih dari cukup.

Selamat Hari IPv6 Sedunia!

Tanggal 8 Juni 2011, sejumlah website melakukan uji coba mengaktifkan IPv6 untuk ditesting.

Acara ini diorganisasikan oleh Internet Society. Sekilas mengenai Internet Society, mereka adalah organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 1992, bertujuan memberikan arah pada stAndarisasi, pendidikan dan kebijakan internet. Hari IPv6 Sedunia juga merupakan salah satu event yang disponsori dan dijalankan oleh mereka bertujuan meningkatkan kesadaran perlunya transisi ke IPv6 dan sekaligus memungkinkan para peserta untuk mengumpulkan data mengenai masalah pada penggunaan IPv6 yang mungkin timbul. Website-website terkenal seperti Microsoft, Facebook, Google, dan Yahoo ikut berpartisipasi dalam hari itu. Pada acara tersebut terdapat 400 peserta dari berbagai organisasi mengaktikan IPv6 pada server mereka sehingga website mereka bisa diakses melalui IPv6. Secara tidak langsung juga berharap dengan suksesnya mereka membuka layanan IPv6 (walaupun hanya 24 jam) mampu membuktikan bahwa website-website besar di berbagai penjuru dunia sudah mempersiapkan diri untuk bergerak ke arah Internet berbasis IPv6, sehingga teknologi tersebut bisa lebih berkembang lagi.

Setelah melewati 24 jam, hasilnya sebetulnya cukup menggembirakan karena hampir tidak terjadi masalah berarti ketika melakukan uji coba. “Kami melihat terdapat satu juta pengguna menggunakan IPv6 untuk mengakses kami,” tulis Donn Lee, senior network engineer Facebook. “Kami sangat senang karena tidak adanya peningkatan pengunjung yang membutuhkan bantuan di Help Center. Diperkirakan 0.03% pengunjung terkena dampak berupa page load yang lambat ketika uji coba.”

Lorenzo Colitti, sang “Samurai IPv6 “-nya Google juga memiliki respon yang serupa. “Kami mengangkut traffic IPv6 lebih banyak 65% daripada biasanya. Tidak ada permasalahan yang signifikan dan kami merasa tidak perlu menonaktifkan akses IPv6 untuk berbagai macam jaringan atau layanan,” paparnya di dalam blog resmi Google. “Lewat dari beberapa minggu, kami akan bekerja sam dengan peserta-peserta yang lain untuk menganalisa data yang kami kumpulkan bersama, tetapi untuk sementara, hasil tes global pertama IPv6 berhasil tanpa insiden.”

Sepertinya menambah beberapa alamat IPv6 ke dalam DNS tidak akan membunuh internet. Terlihat beberapa peserta, seperti xbox.com memutuskan untuk tetap menyimpan alamat IPv6 di dalam DNS. Berdasarkan jumlah lalu-lintas yang sangat tinggi melewati tunnel IPv6, sudah jelas-jelas bahwa langkah berikutnya melakukan apa yang diperlukan untuk mendapatkan IPv6 murni tanpa tunnel. Tunnel di dalam istilah jaringan adalah sebuah perantara. Perlu diakui menggerakkan semua pihak menuju IPv6 tidaklah gampang, tetapi menetap di IPv4 yang sebentar lagi akan kehabisan juga sebetulnya tidak akan mudah.

Saat ini, kita masih menggunakan IPv4 di mana IP komputer kita, IP website yang sekarang Anda kunjungi, IP penyedia internet Anda masih berbentuk xxx.xxx.xxx.xxx. Tetapi 4 triliun alamat yang disediakan IPv4 tidaklah mencukupi untuk kebutuhan kita saat ini. Apalagi di benua Asia yang sekarang sedang terjadi booming jumlah pengguna internet. Krisis alamat IP akan semakin nyata.

Terima kasih kepada para ahli, mereka berhasil membuat IPv6 yang bisa menyediakan alamat IP untuk jumlah yang sangat besar. Hanya sayangnya, untuk migrasi ke sana tidaklah gampang. Bayangkan saja selama 30 tahun kita semua terbiasa menggunakan IPv4. Perusahaan-perusahaan melakukan setting jaringan, aplikasi, firewall mereka berdasarkan IPv4. Ketika migrasi mereka menuju sesuatu yang sangat baru, menyeluruh. Kita sebagai pengguna biasa juga demikian. Komputer kita, apakah sudah mendukungnya? Handphone kita, apakah sudah mendukungnya?

Tetapi menurut penulis, perdebatan apakah harus pindah atau tidak sepertinya akan usai. Bagaimanapun juga IPv4 yang sebentar lagi habis adalah nyata. Mau tidak mau kita semua akan melakukan eksodus besar-besaran menyongsong IPv6. (Tips: jika ingin tahu apakah Anda siap dengan IPv6 silahkan membuka website www.test-ipv6.com).

More about: ,

Leave a Reply