Aksesbilitas di Dunia Maya
January 8th, 2011, Written by: | Categories: Internet

Dari sebagian besar orang, tentunya semuanya memiliki indra yang sempurna untuk menggunakan komputer dan berselancar. Pernahkah kalian bertanya-tanya bagaimanakah caranya orang-orang yang mengalami kekurangan juga ikut memakai Internet?

Simbol Keterbatasan

Kumpulan pictogram yang digunakan United States National Park Service.

Sebetulnya banyak hal yang sudah dilakukan untuk membantu para orang-orang yang mengalami kekurangan ini bisa hidup layaknya seperti orang normal lainnya. Tuna netra bisa membaca berkat terciptanya huruf Braille, tuna rungu bisa berkomunikasi berkat adanya bahasa isyarat, dan orang yang lumpuh terbantu dengan adanya mesin khusus.

Dari sisi web sendiri, juga dilakukan beberapa gerakan. Selain memperhatikan estetika, terkadang ada website yang juga sangat memperhatikan aksesbilitasnya. Pemilik website tentunya ingin sekali website-nya bisa dilihat semua orang tanpa masalah, misalnya untuk orang yang memiliki keterbatasan penglihatan, pendengaran ataupun orang yang mengalami kelumpuhan.

Pada umumnya dengan merancang situs dengan sintaks HTML yang benar, misalnya memberikan penjelasan teks pada setiap image dan link, maka diharapkan akan membantu orang tuna netra dalam mengakses website, yang umumnya menggunakan bantuan software text-to-speech atau perangkat text-to-Braille.

Atau misalnya membedakan link dari tulisan biasa dengan memberikan garis bawah, akan sangat membantu orang yang buta warna menyadarinya. Atau merancang supaya link atau tombol berukuran besar, maka orang yang memiliki keterbatasan untuk menggerakkan anggota badan akan lebih gampang mengklik. Juga diharapkan menghindari efek kedap-kedip untuk mencegah orang yang terkena epilepsi kambuh.

Pihak World Wide Web Consortium atau biasanya disingkat W3C sendiri  membentuk projek Web Accessibility Initiaitive (WAI) untuk membuat sebuah panduan dalam merancang aksesbilitas suatu web. Terlepas dari beberapa kritik pada WAI, panduan ini menjadi petunjuk bagi web developer maupun web designer untuk merancang website yang bisa dilihat siapa saja.

Di Amerika sendiri, pada tahun 1998 Kongres mengamandemen Rehabilitation Act (Undang-undang Rehabilitasi) yang mewajibkan agen Federal membuat teknologi elektronik dan informasi mereka dapat diakses oleh orang-orang yang mengalami keterbatasan. Yang diamandemenkan ini adalah Section 508, yang bagi web programmer bisa menjadi patokan juga untuk merancang website yang bisa dilihat siapapun.

Aksesbilitas memungkinkan website bisa dilihat lebih banyak orang, namun bukan berarti tidak ada hambatan. Waktu yang diperlukan untuk menulis coding, mengatur, batasan dalam mendesain merupakan sebagian kecil alasan mengapa sangat sulit diterapkan untuk meningkatkan aksesbilitas.Bagaimanapun juga keputusan akhir apakah website akan memiliki tingkat aksesbilitas tertinggi jatuh kepada pemilik website, desainer dan programmernya.

More about: ,

5 Responses to “Aksesbilitas di Dunia Maya”

Leave a Reply