Cyber-Bullying: Kejahatan yang Tidak Bisa Diremehkan!
April 10th, 2012, Written by: | Categories: Internet, Opinion

Jika mendengar bullying atau penulis terjemahkan sebagai intimidasi, maka sebagian besar akan berpikiran tentang anak-anak yang lebih kuat dan besar menganggu teman-temannya yang lebih lemah. Nah! Cyber-bullying kurang lebih juga seperti demikian, walau sebenarnya cyber-bullying tidak harus berhubungan dengan anak kecil tetapi umumnya istilah bullying memang dipakai untuk kasus kekerasan terhadap anak kecil atau remaja. Mungkin Anda menganggap, karena hanya sekadar gangguan yang dilakukan anak-anak, sudah pasti tidak apa-apa, hanya kenakalan anak-anak. Apalagi cuma lewat online, berarti tak mungkin terjadi kekerasan fisik dong. Nanti kalau sudah lebih tua, pasti juga akan selesai dengan sendirinya.

Di sini penulis harus menyanggah pendapat demikian. Cyber-bullying kadang malah lebih parah dan brutal daripada intimidasi langsung. Sudah banyak kasus korban cyber-bullying mengalami depresi berat, stress,  dan beberapanya bahkan memutuskan untuk bunuh diri. Jadi bisa dikatakan cyber-bullying termasuk tindakan kriminal yang keji yang mampu membunuh orang, walau secara tidak langsung.

Megan Meier

Meier yang menjadi korban cyber-bullying, mengakhiri hidupnya pada usia 13.

Contoh tindakan cyber-bullying seperti mengancam seseorang di forum atau chat. Bisa juga dengan merusak reputasi nama seseorang. Misalnya, mengambil foto seseorang di Facebook, kemudian di-post di forum untuk diolok-olok beramai-ramai. Sampai yang lebih parah misalnya menyebarkan foto bugil sang korban, mengancam akan memperkosa atau membunuh korban, dan lain sebagainya. Beberapa contoh cyber-bullying lain dapat dilihat lebih mendetail pada tulisan Silmia mengenai apa itu cyberbullying.

Ryan Halligan

Ryan, berumur 13, menggantungkan dirinya setelah tidak tahan diintimidasi temannya baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Anda dapat membayangkan anak remaja yang kondisi psikologi masih labil dengan mendapat serangan-serangan demikian. Tidak heran jika akhirnya mengalami gangguan emosi dan depresi. Sehingga sudah sewajarnya orang tua harus waspada dan mampu melindungi anaknya dari kejahatan cyber-bullying. Kontributor hanyaperempuan.com, Livia, menunjukkan tujuh cara untuk pencegahan cyber-bullying.

Menjadi Korban Cyber-Bullying?

Jika Anda sendiri yang menjadi korban cyber-bullying ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan.

1. Simpan bukti cyber-bullying
Bukti berupa chat log, snapshot tampilan di Internet atau sebagainya bisa Anda simpan. Anda tidak akan tahu kapan Anda akan diserang. Jadi ada baiknya disimpan untuk dijadikan bukti suatu saat diperlukan.

2. Jangan hiraukan
Internet memungkinkan Anda tidak saling bertatapan. Jadi tidak menghiraukan sang penganggu sebenarnya merupakan langkah terbaik. Jika sang pengganggu mengirimkan kata-kata pedas, tidak usah meladeninya, karena hanya memperpanjang masalah. Jika mereka menyebut keburukan Anda, merendah-rendahkan Anda, biarkan saja. Tetapi jika ternyata sang penganggu juga adalah orang yang sering menganggu Anda di dunia nyata, maka ikuti langkah ketiga.

3. Beritahukan Orang tua
Ketika tindakan cyber-bullying sudah sangat keterlaluan, maka orang tua harus tahu. Bagaimanapun juga ada dukungan dari orang tua akan mempermudah Anda mendapatkan  solusi. Jangan pernah berpikir orang tua hanya memperumit masalah. Berpikirlah bahwa orang tua akan berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi Anda. Ada orang yang masih menyayangi Anda. Anda tidak sendirian.

4. Lapor ke Sekolah
Jika sang penganggu satu sekolah dengan Anda, Anda bisa membuat laporan kepada guru atau kepala sekolah. Jika tidak mintalah orang tua untuk membuat laporan.

Apakah Anda pernah mengalami intimidasi? Silahkan share di sini…

More about: , ,

Leave a Reply